Kamis, 25 Agustus 2016

Hidayah Itu Bukan Ditunggu Tapi Diusahakan



 

Hidayah Itu Bukan Ditunggu Tapi Diusahakan

   

Sahabat pasti sudah sering banget dengar yang namanya “hidayah” kan? 
Tau gak sih, ternyata “hidayah” itu bisa menghalangi kita untuk menjadi orang baik. 
Loh kok bisa?  

Pernah gak sahabat dengar orang bilang begini:
“saya mau hijrah nih, tapi saya belum dapet hidayah”
“saya bukannya gak mau pake hijab, tapi saya belum dapet hidayah aja sekarang”
“saya masih suka malas shalat, do’akan ya semoga saya segera dapet hidayah”
Lagi-lagi “hidayah” kita jadikan kambing hitam. 

Lalu sebenarnya apa sih hidayah itu? Simple, hidayah adalah petunjuk. 
Lantas kenapa kebanyakan orang seolah-olah menunggu datangnya hidayah, padahal sudah jelas-jelas Allah telah menurunkan hidayah itu kepada kita. Allah SWT. berfirman:
“...Dan Kami turunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (muslim)”. (QS. An-Nahl [16]: 89) 

Jadi hidayah itu sudah ada dan sisanya akan muncul ketika kita mengambil tindakan. 
Ada sebuah analogi seperti ini:
Kalau seandainya kita mau pergi naik mobil malam-malam, tidak ada lampu sama sekali sehingga jalanan menjadi gelap sekali. Lalu pertanyaannya kita bakalan bisa sampai gak ke tujuan kita? Salah satu cara agar kita bisa sampai ke tujuan yaitu nyalakan lampunya dan maju mobilnya agar jalannya kelihatan dan kita bisa sampai tujuan. Kalau kita tetap diam di mobil dan terus disitu-situ saja, jalannya gak akan kelihatan-kelihatan. 

Artinya hidayah itu akan muncul ketika kita sudah action.
Tapi kebanyakan orang disekeliling kita sekarang, mereka terlalu banyak mikir untuk kemudian bisa action atau taat, sehingga menunda-nunda untuk berubah menjadi baik. 
Bilangnya: “kalau gini nanti gitu.. kalau gitu nanti gini”, padahal sebenarnya itulah perintah sekaligus hidayah (petunjuk) yang diberikan Allah agar kita bisa sampai kepada tujuan kita yaitu Surga Allah. 

Maka dari itu, hidayah itu bukan ditunggu tapi diusahakan. Dan sekarang permasalahannya bagaimana usaha kita untuk mendapatkan hidayah yang mengantarkan kita kepada tujuan hidup kita. Usaha yang kita lakukan tidak lain haruslah senantiasa bertanya dan berkumpul dengan orang-orang yang tepat. Kalau kita ingin menjadi orang yang baik, berkumpullah dengan orang-orang yang baik. Rasulullah SAW. bersabda: “Seseorang itu tergantung agama temannya, maka lihatlah dengan siapa ia berteman” (HR. At-Tirmidzi dan Abu Dawud) 

Disamping itu, Allah SWT. berfirman:
“...Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk, dan barangsiapa disesatkan-Nya, maka engkau tidak akan mendapatkan seorang penolong yang dapat memberi petunjuk kepadanya” (QS. AL-Kahf [18]: 17) 

“...Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki...” (QS. Fathir [35]: 8) 

Loh, memangnya ada orang yang Allah tidak kehendaki untuk mendapat petunjuk?
Ada 3 golongan yang tidak akan mendapatkan petunjuk dari Allah SWT., yaitu: 

1. Orang Kafir 
“...Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir (TQS. Al-Baqarah [2]: 264) 
“... Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir (TQS. Al-Maidah [5]: 67) 
“...Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir (TQS. At-Taubah [9]: 37)
“...dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir (TQS. An-Nahl [16]: 107)

2. Orang Fasik  
“...Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik” (TQS. Al-Ma’idah [5]: 108)
“...Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik” (TQS. At-Taubah [9]: 25)
“...Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik” (TQS. At-Taubah [9]: 24)
“...Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik” (TQS. Ash-Shaff [61]: 5)
“...Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik” (TQS. Al-Munafiqun [63]: 6) 

3. Orang Dzalim  
“...Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang dzalim” (TQS. Al-Baqarah [2]: 258)
“...Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzalim” (TQS. Al-Ma’idah [5]: 51)
“...Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzalim” (TQS. Al-An’am [6]: 144)
“...Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzalim” (TQS. Al-Qashash [28]: 50)
“...Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzalim” (TQS. Al-Ahqaf [46]: 10)
“...Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzalim” (TQS. Ash-Shaff [61]: 7)
“...Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzalim” (TQS. Al-Jumu’ah [62]: 5)

Lalu apa perbedaan orang kafir, fasik, dzalim? 
  • Orang kafir ada dua yaitu Ahli Kitab (Nasrani dan Yahudi) dan orang yang musyrik (yang menganut agama-agama lain). Allah SWT.  berfirman: “Orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik...” (TQS. Al-Bayyinah [98]: 1)
  • Orang fasik yaitu orang yang tidak bisa mengambil pelajaran dari perumpamaan yang Allah berikan. Atau orang yang sudah tau yang baik dan buruk tapi tetap melakukan yang buruk, serta orang-orang yang tidak percaya dengan janji Allah.
  • Orang dzalim yaitu orang yang tidak adil atau orang yang tidak amanah.  
Kenapa 3 golongan ini tidak mendapat petunjuk dari Allah? Karena ketiganya mempunyai kesamaan, yaitu mereka sama-sama disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai orang tidak mau memakai aturan Allah. Seperti yang disebutkan dalam firman Allah SWT.:

“...Barangsiapa tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir (TQS. Al-Ma’idah [5]: 44)

“...Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang dzalim (TQS. Al-Ma’idah [5]: 45)

“...Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang fasik (TQS. Al-Ma’idah [5]: 47)

Sehingga agar hidayah itu sampai kepada kita, maka kita jangan sampai termasuk ke dalam golongan orang-orang kafir, fasik serta dzalim.

Dan perlu kita ketahui bahwasanya hidayah itu ada tiga, yaitu:
 

Hidayah Al-Khalqi  

Yaitu hidayah yang turun bersama penciptaan manusia yaitu berupa akal. Allah SWT.  berfirman: 
Telah kami tunjukkan kepadanya dua jalan hidup (baik dan buruk)” (QS. Al-Balad [90]: 10)
Berdasarkan ayat diatas inilah sehingga kita diberi akal oleh Allah untuk memilih antara jalan yang baik atau yang buruk.

Hidayah Al-Irsyad wa Al-Bayan  

Yaitu hidayah berupa wahyu yang telah diturunkan Allah kepada Rasulullah SAW. yakni Al-Qur’an dan Sunnah.
Allah SWT. berfirman:
“Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, untuk memenangkannya di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik membencinya” (TQS. Ash-Shaff [61]: 9)

Hidayah Taufiq

Yaitu hidayah yang belum diturunkan, sehingga senantiasa terus kita minta sama Allah.
Allah berfirman:  
“Tunjukilah kami jalan yang lurus” (TQS. Al-Fatihah [1]: 6)

Lalu bagaimana hubungan ketiga hidayah tersebut? 
Ketika akal kita digunakan untuk memikirkan Al-Qur’an dan Sunnah maka Allah akan turunkan hidayah taufiq, tetapi selama akalnya tidak dipakai untuk memurnikan Al-Qur’an dan Sunnah maka Allah tidak akan menurunkan hidayah taufiq-Nya.
Jadi, benarlah kalau hidayah itu bukan ditunggu tapi diusahakan. 

Wallahu’alam bish-shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar